Kursi Gobang (The Planter's Chair)

Salah satu mebel dari jaman Hindi Belanda, yang dulunya dipakai di rumah-rumah kolonial pembesar Belanda.
Kursi Gobang adalah jenis kursi dengan tangan (armrest) yang salah satunya bisa diputar sampai depan untuk sandaran kaki, supaya orang bisa nyaman duduk berbaring.

Saat kami dapatkan, kursi dalam kondisi sangat mengenaskan, hanya kerangka yang masih sisa. Terpikir karena kursi ini benar tua (kemungkinan masih dari abad ke-19) kami ingin melestarikannya dalam bentuk asli.

Rotan diperbarui dan satu palang kaki sudah diganti, menggunakan kayu jati lama. Selain itu semua masih orisinil!

Bagian bawah.

Detail bagian samping.

Detail armrest.

Bagian tempat duduk depan, rotannya sedikit rusak karena cakaran kucing.

Detail bagian bawah.

Paling cocok ditempatkan di beranda, untuk mengaso sang juragan setelah selesai bekerja.

Kursi Gobang mulai populer di Hindia Belanda pertengahan abad ke-19, dibikin dengan tempat duduk dan sandarannya dari rotan atau full kayu.

Kata 'Gobang' disini artinya adalah koin yang dipasang untuk menyatukan tangan dan kaki kursi. (Seperti bisa dilihat di foto.)

Ukur: Panjang circa 1 meter, dengan posisi tangan diputar kedepan circa 1,7 meter. Lebar sandaran punggung 57 cm, lebar tempat duduk 70 cm.

SOLD

Engsel Pintu Tua # 3

Sepasang engsel pintu jaman dulu dari besi tebal 7mm.
Kondisi utuh dan bersih, besi masih kokoh/kuat.

Panjang circa 47 cm, lebar 3 sampai 3,7 cm

SOLD

Rak Sepatu "Art Deco"

Mebel sederhana dari bahan pipa besi jaman dulu sangatlah umum. Dan rak sepatu ini adalah salah satunya. Kalau dilihat dari segi desain dan gayanya, bisa disebut “rak sepatu art deco”, walaupun kemungkinan bikinan kira-kira antara tahun 1950 atau 1960an dengan gaya yang sama seperti kursi pipa yang melengkung.
Diantara beberapa model rak sepatu yang pernah kami temukan, yang ini bisa dibilang yang paling 'berkelas'. Jaman sekarang sudah sulit menemukannya dalam kondisi utuh!

Detail bagian bawah

Detail bagian tengah

Rak susun lima ini kami dapat dalam kondisi berkarat, tetapi utuh, kecuali ada satu bagian kecil yang patah seperti dilihat di foto. Kami mengembalikan barang ke bentuk asli dengan finishing cat orisinil dan memasang tutup kaki berbahan karet.

Ukur: Panjang 88cm, lebar 30cm, tinggi 90 cm

SOLD

Sepasang Konsol Besi

Kebanyakan bangunan di era kolonial atau Hindia Belanda menggunakan konsul dari besi untuk penyangga. Dapat ditemui berderet di depan bangunan, di beranda ataupun samping kiri kanan jendela, dengan motif bermacam-macam.
Konsul dengan lingkaran dalam frame seperti ini termasuk motif yang sederhana tetapi memiliki keelokan tersendiri. Saatnya jelajah ke kota-kota lama di pulau Jawa konsul seperti ini masih bisa dijumpai. Bangunan historis yang menggunakan konsul dengan motif ini diantaranya adalah Kantor Pos Besar di Semarang atau Keraton Surakarta.

Barang lama, dibikin tanpa menggunakan las, bisa dilihat dari sindik besi yang dipasang di setiap lingkaran.

Lingkarannya juga tidak menutup rapat, masih ada rongganya, menandakan konsul ini masih dibikin secara manual.

Panjang 96 cm, lebar 46 cm (lihat foto!)

Kondisi masih layak pakai, besi kuat dan kokoh, barang sudah bersih, siap untuk dicat ulang dan dipasang.

Lebar besi 30 mm, tebal 9 mm

SOLD

Kapstok Polos Art Deco

Kapstok kayu dengan tiga cantelan berbahan kuningan asli jaman Art Deco.
Sebenarnya kapstok ini sederhana sekali, bentuk segi panjang dengan politur cokelat tua.

Setelah cantelan dibersikan dan dipoles terlihat semakin menarik , karena kontras kayu yang gelap dengan cantelan berwarna kuningan mengkilat. Waktu barang ditemukan tidak sadar jika sebenarnya cantelan indah dan tua, karena total kusam dan gelap.

Sampai sekarang model seperti ini masih bisa dibeli baru. Tapi jika barang lama dan baru dibandingkan akan terlihat jelas bedanya, mana yang lama dan yang bikinan baru. Yang lama jaman ini sudah sulit ditemukan dalam kondisi utuh!

Ukur kapstok: Panjang 50,5 cm, lebar 13cm

SOLD

Atlas Indonesia 1952

Atlas sekolah untuk murid SD, jaman dulu SR (Sekolah Rakjat) dengan banyak ilustrasi gambar seperti flora fauna yang mengelilingi beberapa halamannya.
“Isinja” antara lain peta propinsi di Indonesia saat itu, macam-macam peta seperti alam Indonesia, kebudajaan Indonesia, perkebunan dan pertambangan. Daftar isi komplit bisa dilihat di foto.

Atlas ini dahulu milik Sekolah Rakyat Negeri No. 36, Grogolan, Surakarta. Judul lengkap “Atlas Indonesia untuk Sekolah Rakjat, Kelas IV-V-VI” Penerbit: PBI (Penerbitan dan Balai buku Indonesia), 1952, dengan 54 halaman

Kondisi apa adanya, seperti dilihat di foto-foto.

Semua halaman masih lengkap, tetapi beberapa sudah lepas dan juga ada noda.

Sampul bernoda dan bagian kertas lepas karena pernah basah.

Ukur: 30,5 x 25 cm

Enamel Sign BERBAHAYA PLN Jawa Tengah

Tanda berbahya listrik (Tegangan Tinggi 20000 Volt) jaman 70an, masih ada satu satu yang menempel di tiang listrik, tetapi kebanyakan sudah hilang atau diganti dengan yang baru dari seng. Kondisi seperti dilihat di foto!
2 sisi, depan dan belakang
SOLD