Ilmu membikin tegel dari semen yang diwarnai dengan pigmen di Eropa sudah ada sejak abad ke-19. Barang itu masuk Nederlaendisch Indie dibawa oleh para penjajah Belanda dan kemudian menjadi salah satu fitur rumah kolonial. Pada awalnya barang masih didatangkan dari Eropa, kemudian pabrik-pabrik tegel mulai didirikan di pulau Jawa. Setelah tegel bisa diproduksi di dalam negeri, banyak rumah tradisional Jawa juga mulai menggunakannya. Tapi tentu saja jaman dulu hanya orang kaya yang bisa pakai lantai seperti itu!
Motif bintang segi delapan adalah salah satu motif klasik pada jaman kolonial. Motif seperti ini disebut “single center motiv”, artinya tegel ini bisa dipasang menyambung atau sendiri di antara tegel yang polos. Sedangkan “double center motiv” membutuhkan empat tegel untuk dirangkai menjadi satu motif.
Tegel timbul dengan latar belakang motif gaya kulit ular saat ini sudah sulit ditemukan, apalagi dalam kondisi masih bagus atau utuh tanpa banyak cuil dan warna masih jelas!
Barang ini datang ke Djojosoepoko dalam jumlah sedikit saja dan kondisinya buruk, yang mana kombinasi warnanya tidak terlihat jelas karena ditutup debu dan noda putih seperti kapur yang keras sekali. Foto ini membandingkan tegel yang masih kotor dengan yang sudah mulai dibersikan.
Setelah dicuci kelihatan motif bintang dan bagian pojok berwarna hijau tua, latar belakang warna coklat muda ke kuningan. Tetapi dengan mencuci saja tidak bisa mengembalikan keindahan tegelnya karena ada noda berwarna putih dan tetes cat yang masih menempel.
Akhirnya satu metode saja yang berhasil adalah dengan cara dikerok menggunakan “cutter”, seperti itu tegel bisa bersih lagi! Berapa lama waktu yang dibutuhkan, jangan ditanya!
Setelah proses membersikan selesai kami poles beberapa keping secara manual untuk mencoba kalau tegelnya bisa mengkilap lagi.
Foto ini membandingkan enam keping di sebelah kiri dipoles dengan bahan pengkilap lantai, dan sisanya di sebelah kanan belum dipoles. Proses poles/selep memang berhasil dan warnanya tetap mengkilap!
Ini adalah foto-foto saat tegel benar kering!
Tegel dengan warna yang sudah buram bisa kelihatan mengkilap jika dibasahin, tetapi saat kering warna kembali buram!
Tegel-tegel ini menjadi bagus lagi tetapi warna tidak sama seratus percent dan beberapa keping ada yang cuil sedikit.
Beli tegel yang tua jangan mengharap dapat barang yang sempurna atau perfect, karena tentu saja setelah dipakai puluhan tahun tidak mungkin masih mulus. Apalagi proses pembongkaran biasannya juga menghasilkan kerusakan kecil.
Tegel kuno cocok untuk peminat barang antik yang mempunyai sejarah.
Jika anda ingin lantai dengan tegel yang sempurna lebih baik cari di pabrik tegel yang masih memproduksi barang dengan desain lama.
Bagian belakang dan pinggir bersih dari semen dan pasir, siap dipasang!
Waktu barang datang bagian belakang sudah bersih! Biasannya tegel tua yang kami dapat pasti masih ada semen dan pasir menempel di belakang!
Tidak ada tanda produsen yang bikin tegel ini.
Foto ini menampilkan satu meter per segi tambah 7 keping yang warna sudah buram.
Total ada 34 keping yang sudah bersih, 20 keping yang belum dibersihkan dan 7 keping warna buram.
Spesifikasi barang: Ukur 20x 20 cm (25 keping = 1 meter per segi), ketebalan 20mm, berat per keping ca 1,7 kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar